Pages

Selasa, 29 Januari 2013

INFLASI


Inflasi adalah suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum (price level) cenderung naik. Dikatakan tingkat harga umum karena barang dan jasa yang ada di pasaran mempunyai jumlah dan jenis yang sangat
banyak, di mana sebagian besar dari harga-harga tersebut selalu meningkat sehingga berakibat terjadinya inflasi. Jika kenaikan harga itu hanya terjadi pada satu jenis barang dan itu tidak berpengaruh terhadap kenaikan harga barang secara keseluruhan maka hal itu belum dapat dikatakan sebagai inflasi.




Kebalikan dari inflasi dinamakan deflasi.. Deflasi merupakan suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum mengalami penurunan.

Sebab-Sebab Timbulnya Inflasi
1).    Adanya kenaikan permintaan melebihi penawaran atau di atas kemampuan berproduksi, yang sering disebut dengan demand pull inflation, di mana terjadi inflasi disebabkan oleh naiknya permintaan total terhadap barang dan jasa.
2).    Kenaikan biaya produksi (cost push inflation), di mana inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi. Adanya kenaikan biaya produksi, dapat meningkatkan harga barang yang ditawarkan. Sehingga dapat menyebabkan inflasi. Kenaikan biaya produksi ini dapat terjadi karena adanya peningkatan harga bahan baku ataupun meningkatnya upah buruh.
3).    Meningkatnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat, artinya terdapat penambahan jumlah uang yang beredar.
4).    Berkurangnya jumlah barang di pasaran, artinya jumlah barang yang ada di pasar atau jumlah penawaran barang mengalami penurunan, sehingga jumlahnya menjadi sedikit sedangkan permintaan akan barang tersebut banyak yang berakibat harga barang naik.
5).    Inflasi dari luar negeri (imported inflation). Perekonomian secara global, kondisi suatu negara dapat berpengaruh terhadap negara lain. Kenaikan harga-harga di suatu negara dapat berpengaruh terhadap negara lain, apalagi jika ada negara yang sangat bergantung pada hasil produksi negara tersebut. Kenaikan harga-harga di luar negeri dapat berpengaruh terhadap kenaikan harga-harga di dalam negeri, yang pada akhirnya dapat menyebabkan inflasi. Inflasi ini dinamakan imported inflation.
6).    Meningkatnya pengeluaran pemerintah atau terjadinya defisit anggaran pemerintah dapat juga menyebabkan inflasi (domestic inflation).

Jenis-Jenis Inflasi
Dilihat dari besarnya inflasi (parah tidaknya), inflasi dibagi menjadi:
1).    inflasi ringan, yaitu inflasi di bawah 10% per tahun
2).    inflasi sedang, yaitu inflasi antara 10% – 30% per tahun
3).    inflasi berat, yaitu inflasi antara 30% – 100% per tahun
4).    inflasi sangat berat atau hiperinflasi, yaitu inflasi di atas 100% per tahun

Dilihat dari sumbernya, inflasi dibagi menjadi:
1).    inflasi (dari dalam negeri domestic inflation)
2).    inflasi dari luar negeri (imported inflation)

Teori Inflasi
Secara garis besar ada tiga kelompok teori mengenai inflasi, masing-masing menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses inflasi. Masing-masing teori tersebut bukan teori inflasi lengkap yang mencakup semua aspek penting dari proses kenaikan harga barang. Ketiga teori ini adalah Teori Kuantitas, Teori Keynes dan Teori Strukturalis.

Teori Kuantitas
Teori Kuantitas mengemukakan bahwa terjadinya inflasi sebenarnya hanya disebabkan oleh satu faktor, yaitu kenaikan jumlah uang yang beredar (JUB). Inti dari teori ini adalah sebagai berikut.
Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar (baik penambahan uang kartal atau penambahan uang giral).
Menurut teori kuantitas yang dikemukakan oleh Irfing Fisher:
MV = PT.
dimana:
M (money) = jumlah uang yang beredar
V (velocity) = kecepatan peredaran uang
P (price) = tingkat harga barang
T (trade) = jumlah barang yang diperdagangkan
V dan T dianggap konstan, sehingga jika M (money in circulation) bertambah, maka akan terjadi inflasi (kenaikan harga).
Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh adanya perkiraan/psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa yang akan datang.Apabila masyarakat sudah beranggapan demikian, maka tidak ada kecenderungan untuk menyimpan uang tunai lagi dan mereka lebih suka menyimpan harta kekayaannya dalam bentuk barang. Sehingga hal ini dapat menimbulkan terjadinya inflasi.
Kelemahan dari teori kuantitas di antaranya sebagai berikut:
*        Pada kenyataannya perubahan jumlah uang yang beredar (M) tidak secara langsung menaikkan “money spending” atau penggunaan uangnya.
*        Kecepatan laju peredaran uang (V) tidak bersifat stabil dalam masyarakat modern. Oleh karena dalam masyarakat modern uang merupakan alat pembayaran dan penimbun kekayaan, sehingga jika ada kelebihan uang akan digunakan untuk menambah kas, menambah tabungan bank, menambah pembelian surat berharga, dan menambah pembelian barang/jasa.

Teori Keynes
Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan pada teori makronya. Menurut Teori Keynes, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Keadaan seperti ini ditandai dengan permintaan masyarakat akan barang-barang melebihi jumlah barang- barang yang tersedia, sehingga menimbulkan inflationary gap. Selama inflationary gap tetap ada, selama itu pula proses inflasi berkelanjutan.
Keynes tidak sependapat dengan pandangan dari teori kuantitas yang menyatakan bahwa kenaikan jumlah uang yang beredar akan menimbulkan kenaikan tingkat harga, sementara perubahan jumlah uang yang beredar tidak akan menimbulkan peningkatan pendapatan nasional.
Selanjutnya, Keynes berpendapat bahwa kenaikan harga tidak hanya ditentukan oleh kenaikan jumlah uang yang beredar saja, tetapi juga ditentukan oleh kenaikan dalam
ongkos produksi.

Teori Strukturalis
Teori Strukturalis adalah teori inflasi jangka panjang karena menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekakuan (infleksibilitas) struktur ekonomi suatu negara. Menurut teori ini, ada dua ketegaran (kekakuan) utama dalam perekonomian negara sedang berkembang yang dapat
menimbulkan inflasi, yaitu ketegaran persediaan bahan makanan dan barang-barang ekspor. Oleh karena pertambahan produksi barang-barang ini terlalu lambat dibanding dengan pertumbuhan kebutuhannya, sehingga dapat berakibat menaikkan harga bahan makanan dan
kelangkaan devisa. Akibat selanjutnya adalah kenaikan harga-harga barang lain, sehingga terjadi inflasi. Inflasi seperti ini tidak bisa diobati hanya dengan mengurangi jumlah uang yang beredar, tetapi harus dengan pembangunan sektor bahan makanan dan ekspornya.

0 komentar:

Posting Komentar